Kemenag Ponorogo Santuni 65 Anak Yatim Di Masjid Baitul Muttaqin Sokoo



PONOROGO – Bulan Muharram menjadi momentum emas bagi umat Islam dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, salah satunya menyantuni anak yatim. kesempatan emas ini dimanfaatkan pula oleh Kemenag Kabupaten Ponorogo untuk menggelar santunan kepada 65 anak yatim di Masjid Baitul Muttaqin Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Senin (7/9/2020). Puluhan anak yatim ini berasal dari Desa Ngadirojo, Klepu, Suru, Bedoho, Jurug dan Sooko, mendapat uang dan bingkisan.
Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Kabupaten Ponorogo, Ifrotul Hidayah, selaku panitia kegiatan menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan program tahunan Penyuluh Agama Islam dalam melestarikan syiar dakwah pada masyarakat , sesuai dengan misi dan visi penyuluh untuk selalu melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dengan bahasa agama.
Meky Hasan Tachtarudin dalam sambutannya sebagai Kepala KUA Kecamatan Sooko mengatakan santunan ini hasil kerjasama Kemenag, KUA Sooko, Pokjaluh Kabupaten Ponorogo, dan Takmir Masjid Baitul Muttaqin Sooko. kegiatan ini dilaksanakan secara terbatas dan sederhana karena situasi pandemi Covid-19, sebelum acara dilaksanakan peserta wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu.
Syaikhul Hadi, Kepala Kantor Kementerian Agama dalam tausiyahnya menyampaikan agar anak-anak yatim di desanya dapat lebih bersemangat untuk melaksanakan ibadah dan belajar. “Setelah menerima santunan, anak-anak harus lebih sering giat belajar dan rajin beribadah,” ujarnya.
Syaikhul Hadi juga menuturkan bahwa ada beberapa amalan yang pahalanya akan terus mengalir walaupun orang yang melakukan amalan tersebut telah meninggal.
Pertama, menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya.
Kedua, mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Ketiga, mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.
Keempat, membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan. Kelima, mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak.

