30 Guru SD/MI di Ponorogo dikukuhkan sebagai Wisudawan SGI Master Teacher Angkatan 46

Ahad, 11 Desember 2022 sebanyak 30 guru setingkat SD/MI di wilayah Ponorogo mengikuti prosesi wisuda SGI Master Teacher (SMT) Angkatan 46 yang diselenggarakan oleh Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa bertempat di Aula Kemenag Kabupaten Ponorogo.
30 guru ini sebelumnya telah lolos seleksi pada September lalu, dan menyelesaikan seluruh rangkaian perkuliahan SMT pada Oktober hingga Desember 2022 ini.
Acara yang dimulai pukul 09.00 Wib tepat ini turut dihadiri oleh General Manager divisi budaya dan pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto, Staf Pengembangan Keguruan SGI Pusat Ade Munawar Luthfi, kepala cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur Kholid Abdillah, Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Drs Nurhadi Hanuri MM, Kasi Pendidikan Madrasah Ponorogo Marjuni, S.Ag. M.Pd.I, Ketua PGRI Kabupaten Ponorogo, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar Kabupaten Ponorogo, dan seluruh Kepala Sekolah/Madrasah dari masing-masing peserta SGI

Banyak kesan positif serta pesan yang disampaikan setiap stakeholder pada acara ini.
“Wisuda bukan akhir, justru awal dari perjuangan para guru untuk meneruskan kebermanfaatan ilmu yang telah didapatkan.” tutur Ade Munawar Luthfi, Staf Pengembangan Keguruan SGI Pusat.
Turut menyampaikan sambutan Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur Kholid Abdillah “Saya bangga, betapa hebatnya generasi Indonesia nanti ketika guru-gurunya hebat dari lulusan SGI. Dompet Dhuafa Jawa Timur akan terbuka dengan kerjasama guru-guru hebat SGI utamanya dalam memajukan pendidikan.” tuturnya.
“Kita harapkan, dari 30 wisudawan ini akan menebarkan manfaat yang lebih luas lagi.” tegasnya.
Turut memberikan sambutan, General Manajer Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto. Dalam sambutannya menyampaikan peradaban dimulai dari kebudayaan yang disyiarkan melalui pendidikan.
“Menjadi guru bukan mengejar nilai rupiah, tetapi panggilan keikhlasan hati untuk berjuang mencerdaskan bangsa.” tambahnya.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Ponorogo H. Marjuni, SAg MPdI berpesan alumni SGI harus menebarkan ilmu yang didapatkan ke sekolah masing-masing serta di KKM atau KKS.
“Kita harapkan program semacam ini akan terus ada karena masih banyak guru-guru khususnya honorer yang belum berkesempatan mengikuti SGI agar pendidikan di Ponorogo semakin maju dengan adanya guru-guru hebat dari SGI” tandasnya.
Dalam program SMT Angkatan 46 ini, Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo mendukung penuh sejak awal sebelum adanya seleksi program ini. Seksi Pendma sebagai divisi pendidikan dari kementerian agama siap menghadirkan 118 guru honorer di madrasah ibtidaiyah pada workshop kolaborasi guru pemimpin pada September lalu. Pada acara tersebut, pihak SGI mengenalkan dan menginformasikan akan adanya program SMT ini bagi guru di tingkat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Puluhan guru MI yang telah mendaftar kemudian diseleksi dan meloloskan 24 guru madrasah dan 6 guru sekolah dasar, sehingga terdapat 30 peserta yang akan mengikuti SMT Angkatan 46.
“Alhamdulillah, 26 dari 30 peserta yang lolos berasal dari guru madrasah sehingga sangat membantu khususnya dalam memberikan pembinaan bagi guru madrasah.” Tutur Marjuni pada sambutan Wisuda SMT.
“Kami ucapkan terima kasih banyak kepada pengelola SMT Ponorogo Jawa Timur telah memberikan wadah bagi guru-guru untuk belajar meningkatkan kompetensinya.” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Drs H Nurhadi Hanuri MM mengharapkan semangat dan keikhlasan dari alumni SGI untuk membangun Indonesia. Dalam kesempatan itu ia membedah singkat 10 kepemimpinan guru Indonesia yang harus menjadi jati diri para pendidik.
Pada akhir perkuliahan lalu, peserta SMT dibekali bagaimana menjadi trainer handal dalam kegiatan Kelas Guru Trainer (KGT). Follow up dari KGT adalah terbentuknya 6 kelompok Roadshow Guru Pemimpin (RGP) yang melaksanakan diseminasi materi yang sudah didapatkan di SMT di 6 titik wilayah di Ponorogo dengan jumlah total 175 peserta diseminasi.
Dengan kostum wisudawan biru navi di padukan dengan kain jarik dan aksesoris udeng menambah ciri khas Ponorogo begitu kental.
Dalam wisuda ini turut diberikan Penghargaan Jamillah Sampara Award yang diterima oleh Ridwan Fatoni dari MI Bina Putera Cendekia.
Jamilah Sampara ini merupakan penghargaan yang diambil dari nama seorang guru SGI yang telah wafat saat penempatan mengajar di salah satu daerah binaan SGI Dompet Dhuafa di tahun 2014.
Turut mewarnai, award guru pengajar terbaik diraih Zakiyah Andarini dari MI Ma’arif Mayak, guru pendidik terbaik Endah Windarti dari MI Tahfidz Al Furqon, guru pemimpin terbaik Choirul Hidayati dari MI Ma’arif Syuhada’, guru terbaik dalam penyajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ninda Rodita Hayati dari MI Muhammadiyah 4 Jetis, guru paling inovatif Puji Avianto dari MI PAS Baitul Quran, guru paling inspiratif Sri Winarsih dari MI Muhammadiyah 6 Nglegok Ponorogo.
Slogan SGI bangga jadi guru, guru pemimpin, menggerakkan Indonesia, terus digemakan sehingga memberikan energi tersendiri bagi seluruh hadirin di Aula Kemenag Ponorogo./hms
